Citizen6, Yogyakarta: Macet. Inilah sebagian gambaran yang
terjadi di Yogyakarta (Yogja) tiap memasuki masa liburan seperti sekarang ini.
Sebagai kota wisata, Yogja tak luput dari incaran para wisatawan untuk
berkunjung ke sana. Berbagai fasilitas dengan segala pernak - perniknya
tersedia demi kenyamanan dan kepuasan para wisatawan.
Meski macet, tentu tak mengurangi kegembiraan mengunjungi
berbagai objek wisata yang ada di sana. Dan tak lega rasanya jika pulang
berwisata tak menenteng buah tangan (oleh-oleh) bagi keluarga dan saudara. Anda
pasti pernah ke Yogya dan mencicipi penganan ala Yogya bukan? Ada begitu banyak
sajian khas Yogja, salah satu di antaranya adalah bakpia.
Makanan yang termasuk jenis kue ini begitu laris diborong
para wisatawan. "Belum ke Yogja jika tak beli bakpia", begitulah
untuk menggambarkan kekhasan bakpia bagi Yogja. Dahulu orang mengenal bakpia
Yogja identik dengan makanan berbentuk bundar pipih terbuat dari tepung dan
gula berisi kacang hijau. Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan pasar,
produsen bakpia berlomba-lomba melakukan inovasi baik dari sisi bentuk, bahan,
dan rasa. Selain tetap mempertahankan orisinalitas kacang hijau, beberapa
produsen mengembangkan bakpia dengan isi beraneka rasa. Ada bakpia keju,
coklat, susu, kumbu hitam, ubi ungu, kopi, nanas, stroberi, dll. Ada juga
bakpia rasa durian yang tentu rasanya "mak nyus" di lidah.
Beberapa produsen baru mencoba melepaskan produknya dari
pakem Bakpia Pathuk sebagai tempat awal berdirinya usaha bakpia di Yogyakarta
sekitar tahun 1948. Mereka tak lagi mengandalkan merk dengan penonjolan angka,
seperti kebanyakan bakpia khas Pathuk. Sebut saja, Bakpia Kurniasari yang
berkibar namanya meski tidak menggunakan label angka khas Pathuk. Balutan kulit
bakpia tebal garing dengan isi banyak dan rasa mantap, menjadikan bakpia yang
salah satu tokonya berada di Jl. Glagah, laris manis. Jika Anda pecinta rasa
sejati, coba bakpia ini.
Rasa coklatnya, coklat banget, kejunya juga keju banget.
Kumbu hitamnya, hmm.. Daya tahan Bakpia Kurniasari yang cukup lama ( sampai 10
hari) menjadikannya sebagai pilihan terutama bagi pengunjung yang berjarak
tinggal jauh atau akan dikirim keluar kota. Jika tengah masa liburan, jangan
berharap Anda bisa dapat langsung membeli produknya, karena biasanya mereka
sudah disibukkan dengan banyaknya jumlah pemesanan. Orang datang ke tokonya,
untuk mengambil pesanan, bukan untuk membeli langsung.
Menikmati bakpia sambil melihat proses membuatnya? Hanya ada
di open kitchen Bakpia Kencana yang berlokasi di Pusat Oleh-oleh Ambarketawang,
Jalan Wates, Gamping. Sembari mencari oleh-oleh, kita bisa menyaksikan
tangan-tangan terampil mengolah bakpia di tengah harumnya aroma ketika
dipanggang. Bakpia Kencana juga memproduksi pia crispy, mirip kue molen tapi
lebih garing dengan isian sama dengan bakpia. Pia crispy bisa tahan sampai dua
bulan, lebih lama dari bakpia yang bertahan lima hari.. Hmmm.. Sudah terbayang
kelezatan aneka bakpia kan? Masih ada begitu banyak merk bakpia yang belum
disebutkan dalam tulisan ini yang tentunya mempunyai sensasi rasa dan kekhasan
tersendiri. Ke Yogja? Puspita
Satyawati (Liputan 6)